menu

Kamis, 29 Januari 2015


1. Atletik

Olahraga merupakan kegiatan rutinitas masyarakat di dunia. Karena olah raga sendiri sudah menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Banyak macam jenis olahraga yang dapat dilakukan. Dari jenis-jenis olahraga tersebut, banyak sekali jenis olahraga yang berkembang di Indonesia.  Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Istilah athletic dalam bahasa Inggris mempunyai pengertian yang luas meliputi berbagai cabang olehraga yang bersifat perlombaanatau pertandingan. Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

1. Sejarah Atletik

Sejarah Perkembangan Atletik Pertengahan abad ke-19, Inggris telah mengembangkan olahraga atletik ke seluruh dunia. Di Amerika Serikat, untuk pertama kali diperlombakan cabang atletik pada tahun 1876, itupun terbatas antar perguruan tinggi. Munculnya Athletic club tahun 1870 di New York yang menandai perkembangan atletik sangat menggembirakan. Klub ini yang pertama kali mengadakan lomba atletik. Bangsa Indonesia mengenal cabang olahraga atletik sejak zaman pernjajahan Belanda, yaitu tahun 1930. Saat itu para penjajah membneutk organisasi atletik yang diberi nama NIAU (Netherland Indische Athletic Unie) yaitu sebuah organisasi yang menyelenggarakan perlombaan atletik kemudian setelah itu bermunculan klub-klub atletik di berbagai daerah seperti Medan, Solo, Surabaya, Bnadung dsb.
Setelah itu, berkat kerjasama pakar atletik, Indonesia berhasil membentuk organisasi atletik nasional yang diberi nama PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) tepatnya pada tanggan 03 September 1930 di Semarang. Sebagai keinginan pertamanya pada tahun yang sama siselenggarakan oerlombaan atletik di Bandung. Perlombaan tersebut sekaligus dimaksudkan untuk memilih wakil-wakil Indonesia untuk diterjunkan pada Asean Games yang pertama di New delhi india pada tahun 1951, terpilihlah sejumlah atlet Indonesia yang muncul di dunia atletik yang sejak itu mulai berkembang.
2. Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan  bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru bagi para atlet pun berbeda-beda sesuai kategorinya.
• Untuk senior putra = 7.257 kg
• Untuk senior putri = 4 kg
• Untuk junior putra = 5 kg
• Untuk junior putri = 3 kg

3.1 Teknik Dasar Tolak Peluru
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya :
3.1.1 Teknik Memegang Peluru
Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Dan teknik memegang peluru lainya yaitu jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
3.1.2 Teknik Meletakkan Peluru
Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
3.1.3 Teknik Menolak Peluru
Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
3.1.4 Cara Menolakkan Peluru
Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan pada peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
3.1.5 Sikap Akhir Setelah Menolak Peluru
Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
3.2 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tolak peluru yaitu, cara memegang peluru, awalan gerakan tolakan dan sikap badan saat menolak.
3.2.1 Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :
• Menyentuh balok batas sebelah atas
• Menyentuh tanah di luar lingkaran
• Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
• Dipangil selama 3 menit belum menolak
• Peluru di taruh di belakang kepala
• Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
• Menginjak garis lingkar lapangan
• Keluar lewat depan garis lingkar
• Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
• Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
3.2.2 Beberapa hal yang disarankan
Bawalah tungkai kiri merendah. Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang, menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak. Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada tungkai kanan. Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran. Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin. Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan. Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
3.2.3 Beberapa hal yang harus dihindari
Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan. Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan. Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran. Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan. Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang. Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping.. Terlalu awal membuka badan. Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan.
3.3 Peralatan Yang digunakan dalam Lempar Lembing
Alat yang di gunakan :
• Rol Meter
• Bendera Kecil
• Kapur / Tali Rafia
• Peluru :
- Untuk senior putra = 7.257 kg
- Untuk senior putri = 4 kg
- Untuk junior putra = 5 kg
- Untuk junior putri = 3 kg
• Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
• Ortodox : gaya menyamping
3.4 Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi :
• Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
• Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
• Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
• Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. o Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar